Ada yang menarik perhatian saya saat melihat timeline sore kemarin. Salah satu lini masa dari akun @SufiKota milik seorang penulis Chandra Malik memaparkan pandangan Cak Nun tentang garis keturunan Nabi Muhammad. Untuk lengkapnya saya sadur tulisan itu:
Muhammad SAW layak diduga sebagai seorang Arab-Jawa. Bukan Arab tulen. Muhammad SAW menolak digambar wajahnya demi menghindari kontroversi pada masa setelah ia wafat. Kontroversi itu terutama mengenai ciri fisik Muhammad SAW yg layak diduga tidak persis Arab tulen.
Muhammad SAW layak diduga sebagai seorang Arab-Jawa. Bukan Arab tulen. Muhammad SAW menolak digambar wajahnya demi menghindari kontroversi pada masa setelah ia wafat. Kontroversi itu terutama mengenai ciri fisik Muhammad SAW yg layak diduga tidak persis Arab tulen.
Cara berjalan Muhammad SAW tidak menunjukkan ciri gesture Arab tulen yg mendongak kepala dan jumawa. Cara berjalan Muhammad SAW ialah melangkah santun dan “seperti menuruni ketinggian bukit”. Tawadlu. Cara berjalan Muhammad SAW adalah berat badan atas condong ke depan/membungkuk, dan kaki kuat berkuda2.
Tuturkata Muhammad SAW lemah-lembut. Mana ada orang Arab [tulen] yg begitu, terutama pada masa itu? Tuturkata lemah-lembut ini khas Jawa, berbeda jauh dari style Arab yg suka bicara kasar dan meledak2. Gesture dan tuturkata Muhammad SAW ini menjadi magnet shg kehadirannya menyedot perhatian Arab2 tulen.
Muhammad SAW suka bertapa [khalwat]. Bangsa Arab tulen tak punya tradisi ini. Bertapa itu khas Jawa. Ibunda Muhammad SAW bernama Siti Aminah. Belum ada studi dan penelitian memadai mengenai Sang Ibu.
Mn Kamba mengkonfirmasi bahwa tidak ada nama Siti di masyarakat Arab tulen. Siti bukan Bahasa Arab. Muhammad SAW berasal dari garis silsilah Ibrahim AS dari Siti Hajar. Hajar juga bukan Bahasa Arab. Siti Hajar layak diduga bukan araab tulen, melainkan imigran. “Kalau bukan dari Klaten, ya dari Solo.” Siti Hajar didatangkan untuk diperistri dan penghibur atas hati Ibrahim yg gundah. Bukan Arab tulen. Siti dan Hajar adalah Bahasa Jawa. Siti = tanah = bumi. Hajar = ajar = mengajar. Tulen Jawa.
Muhammad SAW tidak dididik dg Al-Qur’an dan Hadits. Dia hanif hingga 40 th. Tidak shalat hingga 53th. Tidak ada satu pun Nabi dan Rasul di muka bumi ini yg dididik dg Al Qur’an dan Hadits.
Al Qur’an adl konfirmasi terakhir setelah membaca ayat qauniyah: alam semesta dan dirimu sendiri. Muhammad pernah berkata,”Ana ‘Arab bila ‘Ain. Aku Arab tanpa ‘Ain.” Bukan Arab tulen, tapi Gusti dari Jawa
Hmmm bagaiamana menurut anda???
http://ipungefendy.wordpress.com/2011/08/14/benarkah-nabi-muhammad-keturunan-jawa/
http://ipungefendy.wordpress.com/2011/08/14/benarkah-nabi-muhammad-keturunan-jawa/